Dari Desa, Keripik Singkong dan Pisang Itu Dikenal Luas
Hah keripik singkong? Apa bedanya dengan keripik singkong lainnya?!" Aku bertanya-tanya ke kakak dan pasanganku. Yang kutanya hanya tersenyum dan memintaku untuk mencobainya. Kres...kres...kres keripik singkong itu masuk ke mulutku. Selanjutnya aku seperti tak kuasa membendung laju mulutku untuk terus mengunyahnya. Enak.
Gemripik...ehm apa ya, aku sulit menemukan istilahnya yang tepat. Keripiknya itu tipis dan renyah. Potongannya tidak menyakiti sudut-sudut mulut. Lalu tambahan garam dan gula halusnya itu kadarnya juga pas, sebagai bumbu dari keripik singkong itu, gurih dan manis.
Kemasan keripik singkong itu sederhana. Hanya plastik dengan nama merk, tempat produksi, ijin BPOM, dan juga komposisi bahan-bahannya. Hanya singkong, garam, dan gula, tanpa ada bahan tambahan lainnya dan pengawet.
Ia adalah keripik lumba-lumba.
Awalnya aku hanya mengenal keripik singkong manis dan asin. Yang asyik lumayan juga, meski aku lebih suka yang manis. Lalu aku berkenalan dengan keripik pisangnya. Ia juga memiliki dua varian rasa, manis dan asin.
Keripik pisang yang asin ini unik karena di dalamnya kandungannya ada komposisi bawang putihnya. Tidak bau sih, malah memberikan rasa dan aroma yang khas. Sedangkan untuk keripik pisangnya yang manis, kadar manisnya pas, tidak kemanisan.
Kini mereka punya produk baru lagi, yaitu keripik maning alias keripik jagung. Harganya juga sama dengan dua keripik lainnya yaitu belasan ribu rupiah.
Produk keripik ini sekarang begitu populer. Ia menjadi salah satu alternatif oleh-oleh Malang apabila bosan dengan keripik buah, keripik tempe, juga apel dan bakso Malang.
Aslinya produk ini berasal dari desa. Sebuah desa di Turen, Kabupaten Malang.Lokasinya sekitar 60-75 menit dari pusat kota Malang. Ia beralamat di Pondok Tua Mentaraman Gang 7 Talok, Turen, ta jauh dari Masjid Tiban yang terkeal.
Komentar
Posting Komentar