Serial Nasi Goreng: Nasi Goreng Hari Minggu
Hari ini hari Minggu. Senangnya besok masih libur. Aku ingin membuat sesuatu yang khusus. Tapi nasi goreng ini bergantung dengan apa yang ada kulkas plus bumbu-bumbu.
Lagu "Gehenna"dari Slipknot kudengarkan dari headphone, tak ingin ada yang terganggu olehnya. Aku tersihir oleh lagu "Gehenna". Mengiang-ngiang di benakku, membuatku ketagihan. Lagu Slipknot yang berbeda, dengan unsur gothic yang kental. Judulnya bermakna neraka. Lagu ini menemaniku dalam proses memasak.
Nasi kemarin akan berada di dalam penggorengan, seperti neraka baginya. Atau malah surga karena ia jadi bermanfaat?
Entahlah. Kenapa aku jadi beretorika?
Kupotong-potong sawi hijau dan ampela ayam. Daun bawang kuiris-iris. Kemudian giliran cabe rawit, cabe merah, bawang merah, dan bawang putih kupotong dan kumasukkan ke cobrk atau tempat untuk mengulek. Kutambahkan kemiri, garam, dan sedikit gula. Bumbu itu kuulek.
Tentang kemiri, aku pernah membaca jika beberapa resep nasi goreng menggunakannya. Rasanya bakal lebih sedap. Aku jadi penasaran dan ingin mencobanya.
Mengulek itu perlu tenaga dan latihan. Aku tak pandai mengulek. Hasil ulekanku tak bisa sehalus penjual makanan.
Bawang putih halus kumasukkan dalam minyak, lalu bawang merah dan bumbu halus lainnya. Baru kutuangkan ampela yang telah kurebus dan sawi hijau. Terakhir adalah nasi. Kuaduk-aduk hingga rata dan matang sempurna. Ooh wanginya aku jadi merasa lapar.
Kucicipi. Ooh sepertinya rasanya sudah pas. Adanya sawi dan cabe yang belum halus kuulek memberikan warna hijau dan merah yang semarak. Sedapnya.
Hari ini hari Minggu. Aku menyantap nasi goreng khusus. Warnanya indah, ada merah dan hijau.
Komentar
Posting Komentar