Menulis Makanan
Wah rasanya aku sudah lama tak menulis tentang kuliner. Ada banyak hal yang sedang kulakukan. Dan menulis tentang makanan perlu mood tersendiri. Lantas bagaimana dengan tren kuliner saat ini?
Menulis tentang makanan itu menyenangkan. Ketika kita menulis maka kita bisa membayangkan bagaimana suasana tempat makan, kemudian kelezatan makanannya dan pengalaman makanan itu bersentuhan dengan indera kita.
Makanan itu bukan hanya dinikmati oleh lidah. Makanan dinikmati oleh berbagai indera. Ketika makanan sedang dimasak dan matang maka ia mengeluarkan aroma yang dinikmati oleh indera penciuman. Selanjutnya makanan ini disajikan dengan cantik dan mendapatkan apresiasi dari indera penglihatan.
Ketika kita menyantapnya dengan tangan maka indera peraba kita juga merasakan sensasi berhadapan dengan makanna tersebut. Lembut atau kasar dan sebagainya.
Ketika kita menggigit makanan ada bunyi krenyes atau bunyi khas lainnya yang dinikmati oleh indera pendengaran. Baru kemudian dinikmati oleh lidah dan kita merasakan sensasinya. Sedap, dingin, lumer dan sebagainya.
Ya, menulis makanan ini menyenangkan. Ketika aku menuliskan tentang puding cokelat misalnya aku bisa menuliskan tentang proses memasaknya, bagaimana aroma cokelat menguar mengisi dapur. Kemudian tentang betapa cantiknya puding itu bersanding dengan buah-buahan sebagai penghiasnya. Lantas bagaimana lembutnya puding itu ketika bersentuhan dengan lidah, seperti sutera. Rasanya manis dan juga dingin, begitu nikmat.
Begitu juga dengan donat. Donat diapresiasi dari rasa, tesktur, topping dan penyajiannya yang cantik. Donat dari kentang atau terigu khusus bisa berbeda rasanya.
Omong-omong sudahkah kalian mengapresiasi makanan hari ini?
Komentar
Posting Komentar