Sego Liwet Sego Wong Solo
Ke Solo alias Surakarta tanpa mencicipi Sego Liwet atau Nasi
Liwet rasanya kurang lengkap. Saat ini Nasi Liwet agak lebih mudah dijumpai, di
Jakarta pun tersedia. Apa sih bedanya Sego Liwet dengan nasi pada umumnya?
Kami baru saja cuci muka dan gosok gigi ketika temanku
menghampiri penginapan kami dan mengajak kami bertiga untuk mencobai Sego
Liwet. Kami yang waktu itu masih asyik menikmati teh hangat pun batal menunggu
nasi goreng matang. Kami seperti anak ayam digiring oleh kawan kami menuju
seorang penjual Sego Liwet yang dikeliling oleh fansnya. Di sekelilingnya ada
berbagai panci berisi sayuran dan lauk-pauk pelengkap Nasi Liwet. Wah sebuah
pemandangan yang menggiurkan, ada Opor Ayam, Sayur Labu, Tempe Bacem, Sambal Merah
yang berminyak, dan Areh atau kepala
santan/santan kental. Aku berdecak dan tak sabar menunggu giliranku untuk memesan.
Rasa Sego Liwet itu dominan gurih berkat sumbangan nasi yang
dimasak dengan santan plus imbuhan areh. Tambahan Sayur Labu Siam, Opor Ayam
dan Sambal Merah membuat acara sarapan ini terasa luar biasa. Sedap!!!
Sego Liwet sendiri memiliki rasa yang lembut. Jika di Solo biasanya Sego Liwet
dimasak dengan santan seperti nasi uduk, di daerah Jawa Barat juga ada yang
menyebut masakan sebagai Nasi Liwet tapi prosesnya berbeda. Mereka memasukkan
berbagai bumbu ke nasi yang ditanak seperti cabai, bawang, daun serai, ikan
asin dan sebagainya sehingga hasilnya seperti nasi berbumbu. Kalau aku sih suka
dua-duanya, tapi lebih mantap yang Sego Liwet khas Solo. Gurihnya itu lho yang
dicari.
Ketika sebuah acara kuliner nusantara dihelat di Mal Kelapa
Gading, Sego Liwet masuk menjadi salah satu menu andalan sebuah stan. Temanku
memesannya dan ku tersenyum karena terbayang bagaimana kami dulu berempat
kekenyangan sarapan Sego Liwet. Sebuah perjalanan backpackeran ke Surakarta yang
menyenangkan waktu itu.
Catatan: Gambar kedua pernah kugunakan di blog dewipuspasari.net
Komentar
Posting Komentar