Yuk Bersama-sama Lestarikan Kuliner Khas Daerah
Ketika ku membayangkan kampung halaman yang terbersit di benak adalah aneka santapan yang lezat, dari Rawon, Tahu Campur, Kupang, Angsle, Ronde, Bakso dan Mie Pangsit yang segar. Dari segi kudapannya, ada aneka Keripik Buah, Pai Apel, Sari Apel, dan aneka varian Keripik Tempe. Sedap!!!
Malang yang terletak di Jawa Timur memiliki beragam kuliner. Meskipun lokasinya tak jauh dari Blitar, Kediri, Sidoarjo, Pasuruan, dan Surabaya, akan tetapi tiap-tiap daerah tersebut memiliki kekhasan tersendiri dari segi bumbu, rasa, dan penyajian. Itu baru beberapa daerah di Jawa Timur, belum lagi aneka sajian dari daerah-daerah lainnya. Sungguh beragam dan kayanya masakan nusantara. Sebuah harta karun yang wajib dijaga oleh generasi penerus, oleh karena makanan dan minuman bukan hanya pengisi perut dan pemuas dahaga, di di baliknya juga terdapat budaya, sejarah, dan cerita. Akan sangat disayangkan jika masakan tersebut suatu ketika hanya menjadi sebuah cerita dan menjadi barang langka.
Di Malang sendiri sudah ada beragam kuliner yang mulai sulit didapatkan, begitu juga di Surabaya. Saya yakin di daerah seperti Jakarta dengan Betawinya dan daerah-daerah lainnya juga mengalami problema yang sama yaitu adanya makanan khas daerah yang mulai langka atau tidak dikenal oleh generasi muda sekarang.
Ada banyak contoh makanan yang sudah mulai sulit ditemukan di kota Malang dan Surabaya, contohnya adalah Semanggi, Ampyang, Tumis Lurjuk, Bothok Tolo/Sarang Tawon, kue Moho, Es Gandul Tali Merang, Orem-Orem, Mendol Tempe, Sate Komoh dan masih banyak lagi. Bahkan penjual Rujak Cingur dan Kupang pun juga saat ini sudah mulai sulit dijumpai.
Bagi yang belum tahu masakan tersebut, akan saya kupas sekilas. Semanggi adalah sejenis salad dan mirip pecel dengan bahan utama adalah daun Semanggi yang direbus kemudian ditambahkan tauge dan diguyur dengan bumbu campuran kacang, gula merah, petis, dan ketela. Sedangkan Ampyang adalah kue dari karak nasi (nasi yang dikeringkan) kemudian digoreng dan dicampur dengan cairan gula merah. Bothok Tolo/Sarang Tawon termasuk kuliner ekstrim dan tidak semua lidah mampu berkompromi. Saya pernah mencicipi dan rasanya unik, ada rasa asam manis yang khas. Tolo atau larva lebah dan sarangnya dimasak dengan aneka bumbu dan santan lalu dimasukkan daun pisang dan dikukus hingga matang.
Tumis Lurjuk atau Lorjuk merujuk pada tumis hewan laut yang masih satu keluarga dengan kerang. Agak mirip dengan kerang bambu dan sulit dijumpai karena hanya muncul pada musim tertentu. Lurjuk ini ditumis dengan bawang dan kecap. Orem-Orem agak mirip dengan Lontong Opor Ayam dengan ketupat dan ayam yang dimasak dengan kuah santan yang pedas dan ditemani Mendol dan tempe goreng. Mendol Tempe dibuat dari tempe yang dibiarkan agak lama sehingga agak masam kemudian ditambahkan cabe dan aneka bumbu lalu digoreng, biasanya jadi lauk menemani Pecel Sayuran. Sate Komoh itu sate daging dengan bumbu kemerahan yang sedap. Duhhh ini dulu makanan kegemaran masa kecil.
Tumis Lurjuk, masakan khas Surabaya yang mulai langka (sumber: Tribun) |
Es Gandul Tali Merang (sumber: DetikTravel) |
Lestarikan Kuliner Khas Daerah dengan Caramu
Jika ke Malang biasanya aku langsung berburu Rujak Cingur, Mie Pangsit, Bakso, Tahu Campur, Ronde, dan Rawon. Terkadang kakak ipar membelikan Jajan Campur seperti Cenil, Lupis atau Gatot Tiwul. Pulangnya membawa oleh-oleh untuk disantap sendiri atau dibagikan berupa Keripik Buah, Keripik Tempe, dan Sari Buah Apel. Ada perasaan was-was juga apabila suatu saat makanan kesukaanku yang mengingatkanku pada kampung halaman itu satu-persatu lenyap.
Kudapan favoritku yang mengingatkan akan Malang, yakni Keripik Buah, Pai Apel dan Keripik Telo |
Rujak Cingur itu yang bikin sedap adalah petisnya dan cingurnya yang sering diganti dengan kikil sapi. Tahu Campur juga berbahan petis dengan daging sapi yang kenyal, perkedel singkong, selada air, mie kuning, dan tauge yang menghasilkan cita rasa gurih dan segar. Mie Pangsit ala Malang juga sedap dan segar dengan tambahan kerupuk pangsit.
Rujak Cingur Sedap |
Rawon yang Gurih |
Gatot Tiwul dengan Kelapa Parut dan Gula Merah/Gula Pasir |
Ronde yang Nikmat |
Kita tidak perlu berputus asa. Semampang masih ada kuliner tradisional yang masih eksis, maka kuliner tersebutlah yang bisa menjadi fokus untuk dilestarikan. Caranya melestarikan pun juga berdasarkan kemampuan. Jika Kalian suka memotret dan menulis maka foto dan tulisan makanan tersebut bisa dibagikan ke media sosial, dibuat tulisan di blog atau dikirim ke media cetak, juga bisa direkam dalam bentuk video. Jika Kalian punya kenalan yang tahu resep masakan tradisional tersebut maka bisa dicatat dan dibagikan atau sekalian belajar memasak. Atau cara lainnya yaitu merekomendasikan makanan tersebut ke teman Kalian yang hendak berkunjung ke daerah Kalian. Bisa juga dengan cara membawakannya sebagai buah tangan.
Tentang buah tangan saya jadi teringat dengan sebuah situs yang menyediakan aneka buah tangan berupaka masakan khas nusantara. Namanya adalah Omiyago yang berasal dari bahasa Jepang Omiyage yang berarti buah tangan. Dalam situs ini pengunjung bisa membeli beragam kudapan atau makanan khas daerah yang dikemas menarik dan elegan. Harganya sih masih wajar dan pembayarannya selain lewat rekening bank dan kartu kredit juga menerima pembayaran tunai ketika barang diterima (COD).
Kemasan Produk Omiyago menarik (sumber web Omiyago) |
Ada Sambal Lorjuk dari Surabaya (sumber web Omiyago) |
Ada Keripik Buah Malang juga (sumber: web Omiyago) |
Web Telusuri |
Yuk lestari kuliner khas daerah dengan caramuJ
Komentar
Posting Komentar