Pengalaman Seru Punya Usaha Cokelat Praline
Membuat dan kemudian menjual cokelat praline itu
menyenangkan, apalagi pada saat momen khusus seperti valentine. Saat masih berkuliah
di Surabaya, kami berenam berjualan cokelat praline buatan kami sendiri. Selain
praktik langsung ilmu kewirausahaan, kami juga mendapat hasil yang lumayan.
Teman kakak punya usaha cokelat tersebut dan dititipkan ke
toko-toko kue di Malang. Lantas kami punya ide untuk memulai usaha tersebut.
Kami pun kemudian patungan membeli cetakan cokelat praline dan membeli kemasan
plastik. Kami membelinya di toko 88 di kawasan Ngagel. Setelah itu kami
coba-coba membuat cokelat dari beberapa merk seperti Colata juga merk lain,
tapi kemudian kami memilih menggunakan Colata dengan dua rasa, black choco dan
milk choco. Untuk isiannya kami menggunakan kacang almond dan mede.
Saya lupa siapa waktu itu pembeli pertama produk kami.
Setelah praktik dan berhasil maka yang kami pikirkan adalah membuat kemasan.
Kami membuat kemasan dari sejenis karton gelap yang tebal. Lantas di atasnya
kami beri mika dan pita. Kami membat brosur dan juga membuat kertas merk. Merk
cokelat kami masa itu Fraulein Socholade dari kata perempuan dan cokelat bahasa
Jerman. Waktu itu memang sebagian besar personelnya perempuan jadi seorang pria
satu-satunya pun ikhlas kami mengunakan nama tersebut, bahkan ia dan kawan kami
dari sastra Jerman yang mengusulkannya.
Kami berdagang dalam partai lumayan besar pada saat wisuda
di Graha ITS. Saat wisuda ada banyak pedagang terutama jasa potret dan jualan
bunga. Cuaca Surabaya sangat panas maka kamipun segera gerah dan panas. Hanya dua
bungkus cokelat yang laku, sementara yang
lain leleh karena kepanasan. Kami pun pulang dengan kecewa. Tapi masih ada esok
hari.
Hari kedua kami berdagang lumayan sukses. Ada meja di dekat
tangga ke arah kampus informatika. Kami tidak lagi berkeliling di sekitar graha
melainkan duduk manis menunggui pembeli di stan dadakan ini. Bunga milik teman
yang kiranya akan diberikan ke kakak kelas pun kami pinjam sementara untuk
menghias.
Target kami adalah ayah wisudawan. Mengapa? Oleh karena para
ayah dari hasil pengamatan biasanya tidak pelit dan mudah kasihan jika melihat
mahasiswa berdagang hehehe. Sedangkan para ibu biasanya mikir-mikir padahal
harga kue ini juga tidak mahal hanya Rp 4 dan 5 ribu perkemasannya.
Tak sampai dua jam dagangan kami ludes. Berbeda dengan hari pertama.
Setelah dihitung-hitung kami bisa menyisihkan uang untuk membeli modal berupa
cokelat dan juga membeli cetakan baru yang lucu-lucu.
Brosur kami bagikan ke teman dan beberapa perumahan. Pesanan
pun mulai hadir dimana umumnya berasal dari kawan-kawan satu kampus. Lalu teman
pun menjelajah ke berbagai toko dan kami mendapatkannya dari dua toko. Meskipun
keuntungannya sangat tipis yaitu sekitar 900 dan 600, kami ambil juga,
sementara kami juga masih menerima pesanan. Untuk pesanan ada yang minta isinya
diperbanyak jadi lima atau enam buah sehingga kami pun memikirkan kemasannya.
Kemasan ini kami buat sendiri untuk menghemat dan juga agar penampilannya lebih
menarik. Bagian membuat pita dan mengelem cukup membuat frustasi. Sedangkan
untuk pembuatan cokelat yang penting adalah rapi dan cetakan perlu dicuci
bersih agar cokelatnya mengkilap.
Kami suka bereksperimen Kadang kami membeli cokelat
warna-warni untuk mengetahui rasanya. Kami juga bereksperimen dengan isian seperti
kismis, mint dan membuat gradient dari cokelat hitam dan cokelat susu. Jika gagal
kami makan sendiri hehehe.
Tak terasa usaha cokelat itu telah berjalan lebih dari satu semester
kami kemudian bubar karena saya wisuda dan teman-teman sibuk menyelesaikan
karya akhir. Sambil menunggu wisuda saya juga pernah berjualan sendiri untuk
momen valentine dan keuntungannya mencapai 200 ribu sendiri, jumlah yang besar
waktu itu. Keuntungan itu saya bagi dengan kawan dan sebuah organisasi untuk
uang kas.
Setiap melihat cokelat praline saya selalu teringat dengan
momen berbisnis masa itu. Berdagang produk sendiri dengan harga yang masuk akal
dan keuntungan yang wajar itu menyenangkan.
Komentar
Posting Komentar