Klappertaart: Si Legit Lembut dari Manado
Kenal masakan Manado dari kawan dekat paman yang dulu sering
bertandang ke rumah. Lantas kemudian mendapat partner kerja dari Manado yang
suka menraktir masakan Manado seperti nasi kuning khas Manado dan bubur
Tinutuan. Nah suatu ketika ada rekan dari kantor cabang Manado yang membawakan
oleh-oleh seporsi besar klappertaart yang kemudian kami santap rame-rame. Wah
karena masih fresh maka hidangan pencuci mulut ini benar-benar nikmat. Lembut,
manisnya pas, dan royal dengan isian kelapa muda dan kismis.
Kata Pak Ruddy, partner kerja saya yang super baik, lebih
baik jangan meminta lagi oleh-oleh klappertaart karena susah membawanya di
pesawat. Oooh gitu, waduh saya jadi nggak enak. Iya sih perjalanan
Jakarta-Manado bisa tiga jam sendiri, kasihan juga kalau pegal memangku klappertaart.
Wah setelah itu kalau ada rekan dari kantor cabang Manado menanyakan mau minta
dibawakan oleh-oleh apa, saya menjawab yang mudah-mudah saja mencari dan
membawanya.
Tentang klappertaart, masakan ini bisa dibilang mirip
custard. Nah setelah saya baca dari beberapa referensi, hidangan manis dari
Manado ini terpengaruh oleh masakan Eropa, yaitu hidangan Belanda. Klappertaart berasal dari
bahasa Belanda yang berarti kelapa karena bahan utamanya memang kelapa. Rasanya
juga khas Eropa, lalu mendapat sentuhan dari Manado dengan kacang kenari dan
bubuk kayu manis.
Klappertaart ini terbuat dari adonan telur, tepung terigu, susu,
gula, mentega yang diaduk rata. Lantas ditambahkan irisan kelapa muda, kenari
panggung dan taburan kismis. Selanjutnya adonan ini didihkan lalu dituangkan ke cup yang telah
dilapisi kertas aluminum dan ditaburi kayu manis bubuk. Baru kemudian
didinginkan.
Setelah dingin, teksturnya tidak sekeras puding dari
agar-agar. Lembut, sehingga disantap dengan menggunakan sendok. Rasanya itu
begitu mewah. Saya paling suka jika isian kelapa muda dan kismisnya begitu
banyak.
Di Jakarta beberapa restoran Manado yang lengkap umumnya
menyediakannya, seperti Beautika di jalan Abdul Muis. Ada juga penjual khusus klappertaart
seperti Hannah’s Klappertaart yang merupakan usaha kue milik istri Kasino
(alm), pelawak legendaris Warkop DKI. Saat ada Jakarta Food Street Festival
juga ada stan Pingkan yang menjajakannya. Harganya memang sejak dulu mahal
yakni mencapai belasan ribu untuk per-cupnya. Tapi untuk rasa, wah...memang
mantap deh.
Kalau saya lebih suka yang versi original. Ternyata selain
dimasak dengan cara dididihkan, juga ada versi panggang sehingga teksturnya
lebih padat. Saat ini juga ada klapertaart modifikasi dengan rasa blueberry,
cokelat, keju, rum raisin, dan durian.
Komentar
Posting Komentar